Seiring perkembangan zaman, gaya kepemimpinan di sejumlah perusahaan modern pun turut berevolusi.
Dahulu, anak buah berperan sebagai pihak pasif yang menunggu perintah atau tugas dari atasan. Sekarang, situasi yang demikian telah berubah menuju era yang lebih baik, yakni kolaborasi antara pemimpin dan bawahan yang saling menguntungkan.
Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang tulus mendorong peningkatan kreativitas dan kinerja anggota tim kerja atau anak buah.
“Semua karyawan, atasan dan bawahan, memiliki hak untuk mengembangkan ide dan kreativitas masing-masing. Nah, inilah tugas seorang pemimpin untuk menggali potensi anak buah demi kualitas kinerja yang lebih baik,” ujar Charles Day, Executive Coach The Lookingglass, New York, AS.
Salah satu cara untuk “memoles” kemampuan anak buah adalah komunikasi yang baik, dan himpun dukungan dari satu tim untuk memiliki tujuan kerja yang sama. Kemudian, bila ada anak buah memiliki sebuah ide segar yang menguntungkan, maka seorang pemimpin harus legowo dalam menerima dan merealisasikannya.
“Batas atau jarak yang Anda ciptakan pada anak buah tidak akan menimbulkan kreativitas. Perlu Anda ketahui terkadang rasa segan cenderung kurang baik dalam suasana kerja karena anak buah merasa lebih baik bekerja dalam diam,” terang George Petschnigg, Co-Founder & CEO, sebuah perusahaan desain komputer, Fifty Three.